Selasa, 13 Oktober 2015

on Komentari

PENANAMAN PADI DENGAN SISTEM JAJAR LEGOWO




      Sistem Tanam Jajar Legowo :
  • Jarwo, pola bertanam berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong.
  • Legowo berasal dari kata “lego” berarti luas dan “dowo” berarti memanjang
  • Jarwo berarti cara tanam memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong, jarak tanam dua baris terpinggir setiap unit legowo lebih rapat.
  • Pada baris kosong diantara unit legowo dapat dibuat parit dangkal, parit berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan keracunan besi, dan pemeliharaan ikan
Prinsip Jajar Legowo :
  • Terdapat lorong panjang bebas tanaman
  •  Barisan tanaman yang dihilangkan disisipkan kedalam sisi barisan terdekat
  •  Sisi barisan yang lain disisipkan tanaman baru, dengan setengah jarak tanam.
Keuntungan Sistem Tanam Jarwo :
  • Menjadikan tanaman pinggir lebih banyak, memiliki pertumbuhan dan kualitas gabah lebih baik krn menerima cahaya matahari secara optimal dan turbulensi udara  
  • Meningkatkan populasi tanaman sekaligus meningkatkan produksi 11,3-29%
  • Mempermudah penyiangan, pemupukan dan pengendalian OPT
  • Mempermudah penyiangan, pemupukan dan pengendalian OPT
  • Meningkatkan efisiensi pemupukan
  • Mengurangi kemungkinanan serangan tikus
  • Berpeluang untuk sistem produksi mina padi dan parlabek
  • Sisi barisan yang lain disisipkan tanaman baru, dengan setengah jarak tanam.
 Pengambilan ubinan Jarwo :
  • Ubinan pada sistem tanam Jarwo berbeda dengan ubinan pada sistem tanam biasa (tegel), karena jarak tanam pada jajar legowo berbeda dengan jarak tanam biasa
  •  Untuk  Jarwo, luas ubinan minimal 10 m2.
  •  Legowo (2:1) dengan jarak tanam (20 x 10 x 40 cm : Jumlah populasi per hektar 333,333 rumpun. Ukuran ubinan 3,6 m x 3 m = 10,8 m, atau 6 set legowo kali 3 m




 Legowo 4 : 1 penuh (tipe 1) dengan jarak tanam (20 x 10 x 40)cm
Jumlah populasi tanaman per hektar 400.000 rumpun
Ukuran ubinan 3 m x 3,5 m = 10,5 m2, atau 3 set legowo kali 3,5 m





 Tahapan pelaksanaan pengambilan ubinan 
  • Tandai luasan akan diubin menggunakan ajir Karena ubinan menggambarkan produktivitas hamparan maka ubinan diambil sedemikian rupa sehingga mewakili kondisi hamparan. Lokasi ubinan harus dipilih yang seragam, baik dari segi pertumbuhan maupun kepadatan tanaman
  • Lakukan panen pada luasan ubinan tersebut
  • Rontok gabah dan bersihkan dari kotoran
  • Gabah yang dihasilkan ditimbang dan diukur kadar airnya
  • Ulangi pengambilan ubinan 2 atau beberapa kali ulangan
  • Setelah itu konversikan hasil ubinan per ha berdasarkan ukuran luasan ubinan maupun jumlah rumpun:
  • Hasil ubinan (ton/ha) dengan k.a. GKP = hasil ubinan x 10.000/luas ubinan
  • Konversikan pula hasil gabah yang diperoleh ke dalam kadar air (k.a) gabah kering giling (GKG) (14 %)
  •  Hasil Gabah Kering Giling (k.a. 14 %)
    = Hasil Ubinan x (100 - k.a. GKP)

                                          100-14    

    • Kadar air GKP antara 23-27% tergantung waktu panen, panen MK GKP lebih rendah dibandingkan panen waktu MH  
 -----we-----


 Sumber : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat 2015

Jumat, 14 Agustus 2015

on 1 Komentar

PERKANDANGAN PADA SAPI POTONG




 Populasi ternak sapi di Kota Sawahlunto berjumlah 7043 ekor, yang terdiri dari 1537 ekor sapi jantan dan 5506 ekor sapi betina. Jumlah kk selaku peternak sebanyak 2613 kk. Tatalaksana perkandangan  merupakan hal penting yang harus diperhatikan untuk kesuksesan usaha budidaya ternak sapi potong. Kontruksi  kandang yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis  

  • ·        Akan mengganggu produktivitas ternak,
  • ·        Kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan
  • ·        Berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.  


    Fungsi kandang itu tidak ubahnya seperti fungsi rumah bagi kita.

    1.   Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas, hujan dan angin).

    2.   Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

    3.   Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

    4.  Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan.

    5.   Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.


    Dalam pembuatan kandang, tentu saja kita harus memperhatikan persyaratan dari kandang itu sendiri, yang bisa kita lihat dari beberapa segi, yakni :
    1. Pemilihan lokasi.

        Beberapa pertimbangan dalam pemilihan lokasi kandang antara lain  :
    •  Tersedianya sumber air, terutama untuk minum, memandikan       ternak dan membersihkan kandang
    • Dekat dengan sumber pakan
    •  Transportasi mudah, terutama untuk pengadaan pakan dan pemasaran


    Kemudian Letak bangunan
    Harus memenuhi syarat sebagai berikut  
    •  Mempunyai permukaan yang lebih tinggi dengan kondisi sekelilingnya, sehingga tidak terjadi genangan air dan pembuangan kotoran lebih mudah.
    • Tidak berdekatan dengan bangunan umum atau perumahan, minimal 10 meter.
    • Tidak mengganggu kesehatan lingkungan
    • Agak jauh dengan jalan umum
    •  Air limbah tersalur dengan baik
    • Aliran/sirkulasi udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang.
    • Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang
    • Areal yang ada dapat diperluas. 
Konstruksi kandang harus : 
  • Kuat
  • Mudah dibersihkan
  • Mempunyai sirkulasi udara yang baik, tidak lembab 
  • Mempunyai tempat penampungan kotoran beserta saluran drainasenya. 
  • Mampu menahan beban benturan dan dorongan yang kuat dari ternak. 
  • Menjaga keamanan ternak dari pencurian
  • Penataan kandang dengan perlengkapannya hendaknya. dapat memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan kerja bagi petugas dalam memberi pakan dan minum, pembuangan kotoran dan penanganan kesehatan ternak.
 
Berdasarkan status fisiologis dan pola pemeliharaan, tipe dan bentuk kandang  itu dapat dibedakan sebagai berikut : 
  • Kandang pembibitan
  • Kandang penggemukan
  • Kandang pembesaran
  • Kandang beranak/menyusui
  • Kandang pejantan
  • Kandang paksa, dan lain-lain

·      
Berikut, syarat bahan kandang,

·        Dalam pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi

·        Tujuan usaha untuk jangka panjang, menengah atau pendek.

·        Pemilihaan bahan kandang hendaknya minimal tahan untuk jangka waktu 5 –10 tahun,

·        Memanfaatkan dari bahan-bahan lokal yang banyak tersedia. 


 Bagian-bagian kandang yaitu :

 Lantai

·    Lantai kandang harus kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan mampu menopang beban yang ada diatasnya.

·    Kemiringan lantai berkisar antara 2 – 5 %,



 Kerangka

 Kerangka kandang dapat terbuat dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan kondisi yang ada. Untuk di Kota Sawahlunto, kerangka kandang yang banyak digunakan adalah kayu dan bambu.



Atap


·    Untuk atap bisa terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain lain.

·    Di daerah panas (dataran rendah) sebaiknya mengunakan bahan genting sebagai                 atap        kandang.



Dinding

·    Dibuat dari tembok, kayu, bambu atau bahan lainnya, dibangun lebih tinggi dari sapi waktu berdiri.

·    Untuk dataran rendah, yang suhu udaranya panas dan tidak ada angin kencang bentuk dinding kandang adalah lebih terbuka,

·    Untuk daerah dataran tinggi dan udaranya dingin atau daerah pinggir pantai yang anginnya kencang, dinding kandang harus lebih tertutup atau rapat.



Lorong atau gang.

   Merupakan jalan yang terletak diantara dua kandang individu, untuk memudahkan pengelolaan seperti pemberian pakan, minum dan pembuangan kotoran.


  Perlengkapan kandang

  Beberapa perlengkapan kandang untuk sapi potong meliiputi : 
  • Palungan yaitu tempat pakan
  • Tempat minum
  • Saluran darinase, merupakan saluran pembuangan kotoran dan air kencing
  • Tempat penampungan kotoran
  • Gudang pakan
  • Peralatan kandang.  Beberapa peralatan yang banyak digunakan untuk kandang sapi      potong meliputi : sekop untuk membersihkan kotoran, sapu lidi, sikat, tali sapi dan kereta dorong (gerobak).

·      

Tipe kandang itu juga dibedakan berdasarkan bentuk dan fungsinya, yakni :

  • Kandang individu atau kandang tunggal, merupakan model kandang satu ternak satu kandang.
  • Kadang koloni atau kandang komunal merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat


Sumber :
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
DEPARTEMEN PERTANIAN
2007







: