Senin, 16 Maret 2015

on Komentari

FERMENTASI KULIT BUAH KAKAO



Menurut Ramaiyulis dan Widhya (2009) bahwa kandungan kulit buah kakao yang belum difermentasi adalah :
  • Protein kasar 7,17 %
  • Serat kasar 22,42 %
  • Lemak 2.02 %
  • Ca 0,12 %
  • P 0,05 %
  • BETN 32,1 %
Pengolahan kulit kakao dengan metode fermentasi menggunakan starter jamur tempe Rhizophus oligosporus dapat meningkatkan kualitas dari kulit buah kakao berupa  :
  • Protein menjadi 16,46 %
  • Serat kasar 14,15 %
  • Lemak 2,08 %
  • Ca 0,11 %
  • P 0,08 %
  • BETN 36,7 %
Peningkatan protein melalui proses fermentasi terjadi karena kerja dari massa mikroba selama fermentasi akan merombak molekul-molekul kompleks menjadi molekul sederhana yang lebih mudah dicerna dan massa mikroba (tubuh mikroba) yang bekerja itu sendiri merupakan sumber protein sehingga protein hasil fermentasi menjadi meningkat. Protein hasil mikroba ini disebut dengan Protein Sel Tunggal (PST).

Kulit buah kakao sebenarnya disukai ternak dalam keadaan segar, namun itu dapat memberikan efek negatif terhadap ternak karena kulit coklat segar mengandung zat anti nutrisi yaitu theobromida dan asam fitat yang dapat menyebabkan ternak mencret dan gangguan penyerapan zat makanan di usus. 

Pengolahan kulit buah kakao diupayakan agar :
  • Kulit buah kakao dapat tahan disimpan lama
  • Meningkatkan nilai gizi
  • Menghilangkan senyawa berbahaya (anti nutrisi)
  • Meningkatkan kecernaan
Keuntungan pengolahan secara fermentasi :
  • Kulit buah kakao yang diolah secara fermentasi akan menjadi media tempat berkembangbiaknya mikroba fermentatif, dan ketika dimakan ternak mikroba tersebut ikut termakan dan menjadi sumber protein bagi ternak.
  • Selama proses fermentasi, bekerja mikroba yang merombak zat makanan yang ada di kulit buah kakao sehingga ketika dimakan ternak maka lebih mudah dicerna oleh ternak karena telah dirombak sebelumnya oleh mikroba.
  • Mikroba yang berkembangbiak pada kulit buah kakao akan menghasilkan asam laktat dan bakteri0sin (antibiotika) sehingga kulit buah kakao tidak bisa dihinggapi bakteri pembusuk.





  1. Gunakan kulit kakao yang baru 1 - 3 hari setelah panen
  2. Kulit kakao dicincang dengan parang atau mesin chopper dengan ukuran sekitar 3 cm
  3. Kulit buah kakao ditakar dan ditambahkan dedak dengan perbandingan 4 : 1 (4 ember kulit kakao + 1 ember dedak)
  4. Tambahkan jus tempe sebagai inokulan jamur Rhizopus sp. Jus tempe dibuat dengan cara memblender tempe + air membentuk jus encer
  5. Aduk secara merata
  6. Masukkan kedalam kantong plastik 5 kg atau plastik hitam besar yang dibenamkan kedalam tanah.
  7. Tutup kantong plastik tanpa ada udara didalamnya dan diperam selama 2 minggu.








0 komentar:

Posting Komentar